PENDAHULUAN
Indeks bias merupakan salah satu dari beberapa sifat
optik yang penting dari medium. Dimana indeks bias juga dapat didefinisikan
sebagai perbandingan antara panjang gelombang cahaya yang melewati medium
pertama dengan panjang gelombang cahaya yang melewati medium kedua dalam
fenomena gelombang cahaya yang melintasi dua medium yang berbeda. Walaupun
demikian, nilai indeks bias secara sederhana dapat diketahui dari perubahan lintasan
gelombang cahaya yang dapat teramati dari perbandingan antara nilai sinus sudut
datang dengan sinus pada sudut bias. Dalam hukum indeks bias secara sederhana
dapat diketahui dari perubahan lintasan gelombang cahaya yang dapat teramati
dari perbandingan antara nilai sinus sudut datang dengan sinus pada sudut bias.
Dalam hukum Snellius (hukum pembiasan), perubahan posisi lintasan gelombang
cahaya tersebut diakibatkan oleh perbedaan karakteristik dua medium yang
meliputi kerapatan dan impedansi. Namun dalam percobaan ini kami menentukan
nilai indeks bias zat cair dengan menggunakan alat sederhana (model uji indeks
bias), dimana alat tersebut digunakan untuk mengukur indeks bias air secara
praktik dan kemudian dibandingkan dengan nilai indeks bias secara teori yang mempunyai
nilai indeks bias sekitar 1,33 dimana
prinsip alat kerja ini yaitu dengan meletakkan cairan dengan indeks bias n
diantara cermin datar dan lensa, cahaya dari suatu titik cahaya yang Jika kita
menaruhnya sebuah layar berada di sekitar titik fokus lensa, bayangan pantulan
akan tertangkap oleh layar di sekitar titik fokus f1 lensa. Indeks bias suatu
benda sangat diperlukan pada percobaan ini karena dapat dipakai pada peristiwa
pemantulan dan pembiasan. Alat model uji indeks bias yang kami buat ini tidak
hanya digunakan untuk menentukan indeks bias air tetapi juga digunakan untuk menentukan indeks
bias zat cair lainnya seperti gliseirin, alkohol, minyak dan lain-lain.
TEORI
Dengan
meletakkan cairan dengan indeks bias n di antara cermin datar dan
lensa, cahaya dari suatu titik cahaya yang datang padanya akan dipantulkan
kembali oleh cermin. Jika kita menaruhnya sebuah layar berada di sekitar titik
fokus lensa, bayangan pantulan akan tertangkap oleh layar di sekitar titik
fokus f1 lensa,
seperti pada gambar dibawah ini.
Kita
misalkan panjang fokus lensa gabungan fgab,
yaitu gabungan zat cair pada cermin datar dan lensa dengan panjang fokus f1.
Berdasarkan persamaan lensa gabungan bahwa :
Jadi
jika fgab
dan
f1 diketahui maka f2 dapat dihitung. Kita tahu bahwa persamaan
pembuat lensa adalah :
Jika
jari – jari kelengkungan itu menjadi tak terhingga (R2= ∞), cermin
itu menjadi datar dan persamaan diatas dapat berubah menjadi :
Karena nilai R1 dan f2 bernilai negatif maka :
METODOLOGI
EKSPERIMEN
Alat dan Bahan
1.
lensa cembung (f = 10 cm) 1 buah
2.
Paralon ukuran ½ inchi dengan panjang 40 cm
3.
Sambungan paralon T ½ inchi 1 buah
4.
Lampu LED 1 buah
5.
Kotak baterai 1 buah
6.
Kabel
7.
Sakelar 1 buah
8.
Cermin datar
9.
Layar plastik ( kaset/CD) 1 buah
10.
Balok kayu/tripleks
Langkah Kerja :
Pembuatan Alat
1. Siapkan
papan multiplek dengan ukuran seperti pada gambar dan sebuah cermin datar kecil
dan buat celah tempat menempatkan cermin pada papan dasar landasar. Lubangi
pada bagian pinggir sebesar diameter paralon, Seperti pada gambar dibawah ini :
2. Potong
pipa paralon sepanjang 28 cm dan siapkan pula pipa T paralon dan bentuk hingga
seperti pada gambar dibawah ini.
3. Usahakan
pada pembuatan bagian ini (layar transparan), sumber sinar dan layar transparan
berada dalam satu garis. Siapkan lembar plastik transparan dari bekas plastik kaset
atau CD. Lubangi di tengah-tengah papan plastik seukuran lampu LED dan masukkan
LED ke dalam lubang tersebut, lihat berturut-turut urutan pengerjaannya seperti
pada gambar dibawah :
4. Rangkai setiap bagian alat seperti pada gambar dibawah ini :
Pengambilan
Data
1.
Nyalakan lampu LED dan atur kedudukan lampu LED dan
lensa hingga ditemukan bayangan lampu LED yang jelas pada layar dengan cara
menggeser layar arah vertikal.
2.
Ukur jarak dari cermin datar ke layar pada saat
ditemukan bayangan lampu LED yang jelas, yaitu jarak f1. Catat hasil pengamatan anda
pada tabel pengamatan
3.
Sekarang, singkirkan lensa lalu teteskan di atas
cermin beberapa tetes air. Letakkan kembali lensa di atas tetes air sambil
mengamati nyala lampu LED di layar. Geser layar untuk mencari nyala lampu LED
yang jelas. Setelah di dapatkan jarak ini, jarak ini merupakan jarak fokus
gabungan fgb
Catat hasil pengamatan anda pada tabel pengamatan.
HASIL
EKSPERIMEN DAN ANALISA DATA
Kegiatan
: Menghitung indeks bias air
Jari – jari lensa (r) = 20
cm
Jarak fokus lensa tampa cairan (f1) =
|9,80 ± 0,05| cm
Analisis
Data:
Menghitung jarak Fokus
cairan (f2) dengan menggunakan persamaan :
Menghitung indeks bias
cairan dengan nilai jari –jari kelengkungan (R1) = -20 cm, adalah :
Analisis
ketidakpastian :
Pembahasan
Berdasarkan eksperimen yang
telah kami lakukan, yaitu menentukan nilai indeks bias air dengan menggunakan
alat model uji indeks bias. Dimana prinsip alat kerja ini yaitu dengan
meletakkan cairan dengan indeks bias n diantara cermin datar dan lensa, cahaya
dari suatu titik cahaya yang Jika
kita menaruhnya sebuah layar berada di sekitar titik fokus lensa, bayangan
pantulan akan tertangkap oleh layar di sekitar titik fokus f1 lensa. Sesuai dengan
hasil eksperimen diperoleh nilai indeks bias air masing-masing (|1,12
± 0,01; |1,10 ± 0,01| dan |1,10 ± 0,01|)
dengan persentase kesalahannya sekitar 1%, sehingga nilai indeks bias
yang diperoleh dari hasil praktikum terdapat perbedaan secara teori, karena
secara teori nilai indeks bias air seharusnya
1,3. Adanya perbedaan nilai praktikum yang diperoleh dengan nilai secara teori
dapat terjadi karena adanya kesalahan pengukuran atau saat pengambilan data.
Penentuan bayangan yang jelas (fokus) sulit untuk kita tentukan. Bayangan jelas
(fokus) yang ditangkap oleh layar hampir sama. Selain itu, air yang kita
gunakan saat pengambilan data pada dasarnya bukan air murni (H2O)
yang memiliki indeks bias yaitu 1,3 akan tetapi air yang kita gunakan adalah
air mineral yang dikomsumsi sehari-hari. Sehingga dapat terjadi perbedaan
indeks bias yang diperoleh secara praktikum dan teori dengan tingkat kesalahan
1 %.
SUMBER
Young,
Freedman 2001. Fisika Universitas Edisi
Kesepuluh Jilid 2, Erlangga, Jakarta
Anonim, 2011. Pembuatan
Alat Peraga Fisika untuk SMA, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan,
Jakarta
EmoticonEmoticon